Minggu, 22 Januari 2012

Aromanis Arbie

,
PERMEN kapas atau biasa disebut arumanis menjadi "penyelamat" Ade Samsudin (33). Pertengahan 2006, anak pertamanya lahir. Ia kebingungan memikirkan tingginya kebutuhan hidup keluarga.
Seorang teman mengajak Ade memulai bisnis arumanis. Ia bahkan memutuskan menarik seluruh modal kebutuhan perawatan anaknya yang sakit untuk bisnis itu. Berbekal kepercayaan dari pemilik toko grosir di sekitar rumah Ade di Kampung Sukaresmi, Desa Mekarsari, Kecamatan Lembang, ia memulai usaha itu dengan tertatih-tatih dan mengutang sejumlah bahan pembuat arumanis seperti gula, terigu, dan minyak goreng.Ade mengemas arumanis buatannya dengan gelas plastik agar terlihat cantik dan tahan lama. Ia menamakannya Arumanis Berbie atau disingkat Arbie. Arumanis itu kemudian dijualnya di sejumlah toko oleh-oleh hingga toko kelontong. Upayanya ini berlangsung hampir satu tahun lamanya.
Sekitar 2008 ada tiga orang yang ingin secara resmi mendistribusikan Arumanis Berbie ini. Tiga agen besar ini membawa perubahan cukup besar untuk usaha Ade. Menurut dia, keberadaan agen itu membuatnya bisa melancong hingga ke banyak kota besar di Pulau Jawa.Kehadiran agen juga mengharuskan bapak satu orang anak itu mematenkan merek jualnya dan mempercantik kemasan produknya. Nama Arbie pun kemudian dijadikan ikon arumanisnya. Meski banyak yang menyebutkan Arbie adalah akronim dari Arumanis Berbie, sebetulnya Arbie adalah singkatan namanya dan anak istrinya. "Mau tak mau, itu tuntutan pasar. Para agen itu maunya arumanis ini ada merek dagangnya," katanya ketika ditemui di pabrik arumanis miliknya, Selasa (2/3).
Pesatnya perkembangan arumanis Ade tak lepas dari kepeduliannya memenuhi kelengkapan syarat usaha. Mulai dari sertifikat Penyuluhan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan hingga izin usaha dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah. Saat ini, hanya label halal dari Majelis Ulama Indone-sia-yang belum dipegangnya karena harus masuk daftar tunggu yang lumayan panjang.Ia mengatakan, mengurus perizinan usaha itu tidak berat. "Asal mau mengajukan sendiri, semua serbasendiri, pasti biaya jatuhnya lebih hemat. Kalau bisa saya katakan, biaya mengurus perizinan tidak sampai lebih dari Rp 5 juta," ujarnya.Saat ini, setiap harinya dua puluh orang pekerja Ade mampu menghasilkan tiga ratus gelas kemasan Arbie berukuran 150 gram. Para pekerja ini membuat arumanis hanya dengan tangan, tanpa mesin. (Eva Fahas/"PR")***

3 komentar to “Aromanis Arbie”

  • 17 Desember 2012 pukul 21.36
    Unknown says:

    benar2 inspiratif ceritanya.. Salut buat owner Arbie-food.

  • 22 Agustus 2013 pukul 09.43
    Aldi Toys says:

    Tahu kah anda
    Pabrik Aromanis pertama di bandung,ada di jalan astana anyar,depan polsek astana anyar

  • 6 Februari 2022 pukul 08.52
    abang sunan says:

    Ada alamatnya gak?

Posting Komentar

 

Arbie Food Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates